Edbert Fernando & James Riady

Edbert Fernando & James Riady
Edo's Graduation from UPH College

Minggu, 09 November 2008

Menghayal Waktu Ada 25 Jam Dalam Sehari

Sudah lebih dari sebulan saya tidak menulis di blog ini. Saya sering merasa kurang cukup punya waktu untuk menulis, sehingga tertunda sehari demi sehari. Hari ini saya berusaha menyediakan sedikit waktu luang saya untuk menulis.

Pada saat liburan Lebaran akhir September sampai dengan awal Oktober yang lalu, kami sekeluarga pergi berlibur, setelah pulang berlibur pekerjaan yang harus dikerjakan rasanya tidak pernah habis. Rasanya setiap hari sering terjadi kekurangan waktu. Kadang-kadang saya berpikir alangkah enaknya kalau hari Sabtu dan Minggu ada tambahan jam menjadi 30 jam dalam satu hari penuh, atau paling tidak ada 25 jam, sehingga kelebihan 1 jam dalam sehari cukup untuk saya manfaatkan untuk menulis.

Kita semua diberikan waktu yang sama yakni 24 jam dalam sehari, apakah dia Presiden, Menteri, Pengusaha, Karyawan, Pembantu Rumah Tangga atau dia sebagai Pengangguran sekalipun tetap mendapatkan jatah waktu yang sama. Tidak ada waktu lebih yang diberikan kepada orang yang sibuk, tidak ada juga waktu yang dikurangi bagi seorang yang hidupnya santai.

Waktu yang ada selama 24 jam dalam sehari begitu berharga untuk disia-siakan. Saya mengutip dari seorang penulis, Jhon Wooden yang mengatakan "Belajarlah seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Hiduplah seolah-olah kamu akan mati besok." Maknanya adalah bahwa kita harus belajar terus menerus, jangan pikirkan ilmu yang kita dapat akan dipergunakan sampai kapan, karena kita belajar untuk hidup selamanya. Namun untuk mengerjakan sesuatu dalam hidup kita, kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kalau kita tahu bahwa kita akan mati besok, maka waktu 24 jam itu menjadi begitu singkat, sehingga kita tidak akan menyia-nyiakan waktu walau hanya beberapa detik.

Mungkin para penggemar balap mobil Formula 1 masih ingat akan seri terakhir GP Brasil pada tanggal 3 Nopember 2008 dini hari, dimana Felipe Massa dari Ferrari menjuarai GP Brasil tersebut, akan tetapi gagal menjadi juara dunia. Yang keluar sebagai juara dunia adalah Lewis Hamilton dari Mclaren yang finis pada posisi ke-5 pada GP Brasil, dengan hanya selisih satu point lebih banyak dari Felipe Massa. Pada saat Felipe Massa mencapai garis finis, Lewis Hamilton masih ada pada posisi ke-6, jika dia finis pada posisi ke-6, maka yang menjadi juara dunia adalah Felipe Massa, karena juara seri lebih banyak dari Lewis Hamilton. Beberapa detik menjelang garis finis, Lewis Hamilton berhasil memotong Timo Glock sehingga finis pada posisi ke-5 sekaligus tampil sebagai juara dunia Formula 1 termuda mengukir sejarah baru balap mobil Formula 1. Itulah detik-detik yang sangat berharga buat Lewis Hamilton.

Sebenarnya dalam kehidupan kita, setiap detik juga sama berharga, jika kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan menghabiskan waktu secara sia-sia karena waktu bagian paling penting dari kehidupan. Orang yang berani menyia-nyiakan waktu sekalipun hanya satu jam berarti dia belum bisa menemukan nilai kehidupan.

Waktu yang kita katakan berharga bukanlah harus dipergunakan untuk bekerja. Waktu yang kita pergunakan untuk bersantai, membaca buku bahkan untuk tidur juga sama berharganya dengan waktu yang kita gunakan untuk bekerja. Hanya saja bagaimana kita harus mengalokasikan porsi waktu untuk masing-masing aktivitas kita secara seimbang itulah yang terpenting. Manfaatkanlah waktu 24 jam sehari dengan sebaik-baiknya, jangan menghayal waktu akan ditambah menjadi 25 jam sehari seperti yang pernah ada dalam pikiran saya.

Tidak ada komentar: