Edbert Fernando & James Riady

Edbert Fernando & James Riady
Edo's Graduation from UPH College

Minggu, 29 Desember 2013

Berapa Umur Manusia Yang Diberikan Oleh Tuhan ?

Sudah sangat lama rasanya saya tidak menulis di blog ini. Di penghujung tahun 2013 ini, kerja di kantor terasa lebih santai, jadi saya meluangkan sedikit waktu untuk menulis di blog ini kembali. Tapi tidak tahu apa yang mau saya tulis. Oh ya, saya coba menulis mengenai wisdom yang disampaikan oleh Pak Tanadi Santoso yang beberapa hari yang lalu saya dengar di Radio, akan tetapi saya tulis dengan versi saya sendiri yang mungkin jadi sedikit berbeda dari yang disampaikan Pak Tanadi Santoso.

Konon pada saat Tuhan menciptakan manusia dan hewan masing-masing dari makhluk hidup itu diberikan umur. Pada saat Tuhan menciptakan sapi, Tuhan berkata : "sapi, kini kamu saya ciptakan dan saya beri kamu umur 40 tahun". Lalu sapi berpikir sebentar dan berkata : "waduh kelamaan Tuhan, saya cukup dikasih 10 tahun saja". Lalu Tuhan mengabulkan permintaan si sapi dengan umur 10 tahun.

Setelah itu Tuhan berkata kepada monyet, "monyet kamu saya ciptakan dan saya beri kamu umur 20 tahun". Monyet juga merasakan kebanyakan umur yang diberikan Tuhan. Lalu monyet mengatakan : "Tuhan, saya rasa juga kebanyakan Tuhan, saya juga cukup dikasih 10 tahun saja". Lalu Tuhan pun mengabulkan permintaan monyet dengan diberikan umur 10 tahun.

Selanjutnya, Tuhan menciptakan anjing dan berkata kepada anjing : "anjing, kamu saya ciptakan dan saya beri kamu umur 20 tahun". Anjing pun merasakan umur yang diberikan Tuhan terlalu lama, dan anjing berkata :"Tuhan, saya juga sama Tuhan, umur yang Tuhan kasih ke saya juga terlalu lama, saya pun sama dengan sapi dan monyet, cukup diberi 10 tahun saja". Tuhan mengatakan : "OK, kalau begitu, anjing kamu juga saya kasih umur 10 tahun saja.

Giliran Tuhan menciptakan manusia, Tuhan berkata :"Hai manusia, kamu saya ciptakan dan saya kasih kamu umur 25 tahun". Manusia diberikan akal pikiran yang lebih sempurna namun agak serakah. Lalu manusia mulai berpikir dan berkata :"Tuhan, terima kasih saya sudah diciptakan ke dunia ini dan diberikan umur 25 tahun, cuma begini Tuhan, tadi kan Tuhan kasih si sapi umur 40 tahun, tapi si sapi kan cuma ambil 10 tahun, berarti ada sisa 30 tahun. Si monyet dan si anjing Tuhan kan kasih masing-masing 20 tahun, tapi mereka masing-masing cuma minta 10 tahun saja, berarti ada sisa dari si monyet 10 tahun dan sisa dari si anjing juga 10 tahun, jadi daripada mubazir umur yang diberikan oleh Tuhan itu, semuanya buat saya saja. Sehingga umur saya dari pemberian Tuhan 25 tahun ditambah dengan sisa dari si sapi, si monyet dan si anjing ada 50 tahun, jadi umur saya jadi 75 tahun". Tuhan berpikir, benar juga si manusia licik dan tamak ini, lalu berkata :"baiklah manusia, kamu saya kasih umur 25 tahun, kemudian ditambah sisa-sisa umur yang tidak diambil oleh si sapi, si monyet dan si anjing sebanyak 50 tahun, jadi umur kamu menjadi 75 tahun".

Dalam kehidupan kita sebagai manusia, sesungguhnya kita hanya hidup sampai umur 25 tahun, tapi karena ketamakan manusia saat dicipta Tuhan, maka kita harus kerja keras selama 30 tahun seperti si sapi, sampai kita pensiun pada umur 55 tahun. Setelah pensiun kita memasuki usia yang didapatkan dari si monyet. Monyet biasanya suka gendong-gendong anak, bergelantungan di pohon, lompat dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Makanya setelah pensiun kita menikmati usianya si monyet, gendong-gendong cucu, bermain-main dengan cucu, kunjungi rumah anak yang satu ke rumah anak yang lain sampai kita umur 65 tahun. Setelah itu kita memasuki usia gratisan dari si anjing. Anjing biasanya kan sebagai penjaga rumah. Makanya di usia kita yang sudah 65 tahun ke atas, mungkin cucu-cucu kita sudah besar, sudah tidak mau bermain-main dengan kita, apalagi digendong-gendong, karena tenaga pun sudah berkurang, kita pun sudah jarang pergi-pergi, ya kita terima nasip kita sebagai penjaga rumah.

Menurut Pak Tanadi Santoso,  cerita ini hanya sebagai guyonan saja, namun cukup inspiratif, sehingga saya juga termotivasi untuk menulis di dalam blog ini. Terima kasih Pak Tanadi Santoso. Selamat menyongsong Tahun Baru 2014, semoga tahun 2014 sebagai tahun politik (tahun Pemilu), kita dapat memilih pemimpin yang sangat bijak dan membawa perubahan yang baik lagi.