Edbert Fernando & James Riady

Edbert Fernando & James Riady
Edo's Graduation from UPH College

Sabtu, 27 Desember 2008

SYUKUR ATAS NIKMAT DAN KARUNIA TUHAN

Di penghujung tahun 2008 ini, saya mencoba merangkai 3 hal yang saya dengar dan saya terima sms dari seorang teman, di mana ketiga hal tersebut saling berkaitan yang saya beri judul "SYUKUR ATAS NIKMAT DAN KARUNIA TUHAN".

Yang pertama saya mendengar dari Radio Heartline FM beberapa hari yang lalu dalam acara Heartline Inspiration. Konon ceritanya, ada 2 Malaikat turun ke bumi, satu Malaikat yang sudah tua, dan satu lagi Malaikat yang masih muda. Kedua Malaikat berjalan ke rumah-rumah penduduk. Malam di hari pertama mereka mendatangi rumah orang yang sangat kaya, rumahnya sangat besar untuk menumpang menginap di sana. Pemilik rumahnya sangat kikir, mereka tidak dikasih menginap di kamar tidur atau bahkan di ruang tamu sekalipun, akan tetapi mereka menempatkan kedua Malaikat tersebut di gudang bawah tanah. Malaikat tua melihat dinding di gudang bawah tanah sudah retak, maka dengan sekejab mata Malaikat tua menambal dinding-dinding gudang bawah tanah yang retak tersebut. Malaikat muda bertanya kepada Malaikat tua kenapa dia harus melakukan hal tersebut. Malaikat tua menjawab "bahwa segala sesuatu tidak harus dilihat dari apa adanya". Malaikat muda agak sedikit bingung. Malam hari berikutnya mereka mendatangi rumah orang petani yang sangat miskin, namun pemilik rumah sepasang suami istri sangat ramah dan mau berbagi. Kedua Malaikat diberikan makan walau hanya nasi putih dan sedikit sayur yang ditanamnya sendiri. Bahkan untuk tidur kedua Malaikat ditempatkan di kamar tidurnya. Di tengah malam, Malaikat muda mendengar ada orang sedang menangis. Dia keluar dan dilihatnya sepasang suami istri yang sedang mentangisi sapi satu-satunya yang sudah mati. Malaikat muda menyampaikan kepada Malaikat tua untuk segera membantunya. Malaikat tua hanya mengatakan bahwa "segala sesuatu tidak harus dilihat dari apa adanya". Malaikat muda mulai agak marah kepada Malaikat tua, lalu mengatakan "mengapa anda tidak berusaha membantu orang yang sedang susah, bahkan mereka sudah baik terhadap kita, bahkan sangat baik, sedangkan malam sebelumnya di gudang bawah tanah di rumah orang kaya yang kikir itu, anda membantu menambal tembok gudang yang sudah retak". Lalu Malaikat tua menjelaskan kepada Malaikat muda, "bahwa kemarin di rumah orang kaya yang kikir itu, saya menambal tembok yang retak, karena saya melihat ada banyak sekali emas dari celah tembok yang retak itu, sehingga saya menutup celah tembok itu supaya orang kaya yang serakah itu tidak bisa melihatnya. Malam ini Malaikat penjemput maut datang untuk mengambil nyawa istri petani itu, sehingga saya menukarkan nyawa istrinya dengan nyawa sapinya.

Cerita yang kedua, adalah yang saya dengar dari atasan saya bahwa di bulan Desember 2008, atasan saya sedang mengalami musibah yang beruntun, dari anaknya mengalami kecelakaan, mobilnya penyok, rumahnya kemalingan dan terakhir Mamanya masuk rumah sakit. Hal ini diceritakan kepada boss saya. Boss saya dengan bijak, mengirimkan sms dalam bahasa Inggris kepada atasan saya. Atasan saya menceritakan kepada kami pada waktu kami sedang berlibur di Puncak tanggal 19 Desember 2008 yang lalu. Inti dari sms boss saya kepada atasan saya yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kira-kira seperti ini : "bahwa tut piano terdiri dari tut berwarna putih dan tut berwarna hitam, tut putih melambangkan hal-hal yang baik, kesenangan dan kegembiraan, sedangkan tut hitam melambangkan hal-hal yang buruk, kesedihan dan musibah. Jika piano itu dimainkan dengan benar akan menghasilkan musik yang sangat indah". Itulah hidup ini, tidak selalu harus senang dan gembira terus menerus, kadang-kadang kita mengalami hal-hal yang buruk, mengalami musibah, kita sedih. Akan tetapi dibalik kesedihan kadang-kadang justru mendatangkan kegembiraan. Jadi janganlah kita menyalahkan takdir Tuhan. Kita tidak tahu apa yang sedang direncanakan Tuhan kepada kita, namun asalkan kita terus berbuat baik, saya yakin Tuhan akan membuat rencana yang terbaik untuk kita yang tidak seorangpun manusia di dunia ini dapat melakukannya.

Cerita yang ketiga adalah saya terima sms dari seorang teman pada Hari Raya Natal 25 Desember 2008 beberapa hari yang lalu. Isi sms-nya adalah sebagai berikut "Aku minta pada TUHAN setangkai bunga segar, IA beri aku kaktus berduri. Aku minta pada TUHAN binatang mungil nan cantik. IA beri aku ulat berbulu. Aku sedih, protes dan kecewa ...... Betapa tidak adilnya ini ...... Namun kemudian ........, kaktus itu berbunga, indah bahkan sangat indah, dan ulat itupun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik. Itulah jalan TUHAN, indah pada waktunya ...!!! TUHAN tidak memberi apa yang kita harapkan, tetapi IA memberi apa yang kita perlukan". Kadang kita sedih dan kecewa, terluka, tapi jauh di atas segalanya, IA sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita. TUHAN MAHA SEGALANYA. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur atas karunia dan nikmat yang diberikan TUHAN. Ini adalah sms yang terindah yang saya terima pada tahun 2008.

Ketiga cerita di atas patutlah kita renungkan, apakah kita sudah cukup bersyukur atas nikmat dan karunia TUHAN. Seperti dalam lagu Laskar Pelangi yang dinyanyikan oleh Nidji, walau dunia tidak seindah surga, bersyukurlah pada yang kuasa, cinta kita di dunia selamanya.

Kita tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh TUHAN kepada kita masing-masing di tahun 2009 mendatang. Apapun yang akan terjadi di tahun 2009 harus kita hadapi dengan optimis dan terus berkarya, tentu jangan lupa juga untuk bersyukur !!!

Coba tanyakan pada diri kita sendiri, apa yang sudah kita lakukan di tahun 2008, ada apa yang masih kurang ?Apakah kita sudah cukup berbagi kepada sesama ? Mungkin kita tidak perlu sampai berbagi tempat tidur kepada orang lain, seperti yang dilakukan oleh petani miskin di atas. Justru di zaman sekarang ini kita harus waspada terhadap orang asing yang tidak kita kenal datang ke rumah kita, apalagi mau numpang menginap, jangan harap ada Malaikat yang datang seperti cerita di atas. Apakah anda sudah mengintip celah-celah tembok yang retak di rumah anda ? Mungkinkah ada emas yang tersimpan di dalamnya ???!!!

Merry Chrismas 25 December 2008 & Happy New Year 1 January 2009

Minggu, 30 November 2008

"Bodoh", "Kepepet", "Berani Nekat" Bisa Jadi Pengusaha

Tidak terasa kita sudah berada di ujung tahun 2008. Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2008 ini dan menyongsong tahun 2009 yang menurut berbagai kalangan baik itu pengusaha, pengamat, politisi maupun para eksekutif muda sebagai tahun yang semakin sulit dari tahun 2008. Dimana tahun 2009 juga bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu di negeri kita tercinta ini.

Dikatakan tahun yang sulit karena beberapa bulan belakangan ini telah terjadi krisis ekonomi global yang melanda hampir seluruh dunia. Bahkan negara China yang tingkat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dan stabil sekalipun juga sudah mulai mengalami perlambatan. Dimana China yang sangat mengandalkan ekspor mungkin akan mengalami penurunan karena negara-negara yang sedang mengalami krisis ekonomi akan mengurangi impornya. Indonesia, menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati, kalau pesimis kemungkinan pertumbuhan hanya sekitar 4,5%, sedangkan target APBN pertumbuhan sebesar 6%. Mengacu pada tahun 2008 bahwa setiap pertumbuhan ekonomi 1% dapat menyerap tenaga kerja sebesar 702.000 orang, maka dengan penurunan pertumbuhan ekonomi 1,5% akan timbul pengangguran lebih dari 1 juta tenaga kerja, dan saat ini pengangguran terbuka sudah mencapai 9,4 juta pekerja. Apakah kita harus menambah jumlah penganggur yang sudah begitu besar, atau kita juga dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi jumlah pengangguran ?

Koran Kompas tanggal 1 Desember 2008 memuat berita utama "Jumlah PHK Meroket". Pada analisa ekonomi oleh Rhenald Kasali juga membahas hal yang sama dengan topik "Resesi, Depresi, dan PHK", dimana dikatakan bahwa menurut Harvey Brenner, setiap 10% kenaikan penganggur, kematian naik 1,2%, serangan jantung 1,7%, bunuh diri 1,7% dan harapan hidup berkurang 7 tahun.

Kalau memang benar angka-angka tersebut di atas, maka manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna justru bisa dikatakan paling rapuh di dunia ini, lebih rapuh dari pada burung atau bahkan cacing tanah. Burung yang tidak memiliki mata pencaharian tetap, tidak memiliki kantor, tidak juga punya toko, masih tetap optimis terbang setiap pagi mencari makanan untuk mempertahankan hidup. Kalau mendapat makanan harus dibawa pulang untuk anak-anaknya. Kadang terbang ke sana ke mari tidak mendapatkan makanan, tetapi burung tidak frustasi dengan bunuh diri, membenturkan kepalanya ke tembok atau ke pohon. Cacing tanah yang tidak punya tangan dan kaki atau bahkan kita tidak tahu apakah cacing tanah punya mata dan telinga juga tetap optimis untuk mempertahankan hidup. Kita tidak melihat cacing tanah dengan sengaja keluar dari tanah untuk bunuh diri. Jadi apakah kita tidak malu dengan burung dan cacing tanah ? Kalau sampai kita mengalami frustasi apalagi sampai bunuh diri, kita bisa ditertawai oleh cacing tanah.

Ada yang mengatakan bahwa saat ini yang sedang mengalami krisis terlebih dahulu adalah para pemilik modal, pemegang portofolio yang notabene adalah orang-orang kaya menurut kacamata kita. Sebentar lagi krisis ini akan merembet pada perusahaan-perusahaan yang kemudian tentu akan sampai kepada kita juga sebagai pekerja.

Ini bukanlah bermaksud untuk menakut-nakuti, akan tetapi bagaimana kita menyikapi dampak resesi ekonomi dunia yang cepat atau lambat juga mungkin akan mampir pada ekonomi rumah tangga kita masing-masing. Apakah kita harus bersikap pesimis dengan keadaan ini. Seharusnya tidak, menurut Rhenald Kasali bahwa "orang yang kepepet bisa hijrah jadi pengusaha asalkan lingkungannya kondusif ". Pertanyaannya adalah apakah lingkungan kita sudah kondusif untuk kita hijrah jadi pengusaha ? Mungkin masing-masing kita juga masih belum mengerti lingkungan kondusif itu seperti apa. Kalau menurut pemahaman saya lingkungan kondusif adalah adanya faktor pendukung.

Beberapa hari yang lalu dalam perjalanan pulang dari kantor saya mendengarkan radio Trijaya FM dalam acara Life Excellance bersama Jamil Azzaini. Menurut beliau bahwa seseorang kadang dapat menjadi seorang pengusaha yang sukses, yang pertama karena "bodoh" dan yang kedua karena "kepepet". Orang yang "bodoh" dalam hal hitung menghitung justru lebih cepat mengambil keputusan memulai suatu usaha dibandingkan dengan orang yang pintar menghitung, pintar membaca laporan keuangan dan pintar dalam hal analisa untung rugi. Mungkin pernyataan beliau ada benarnya juga.

Sering kita mendengar orang ingin memulai suatu usaha karena adanya dukungan keuangan dari orang tua, saudara atau teman tetapi tidak tahu harus memulai dari mana, tidak tahu mau usaha apa, mungkin karena belum benar-benar kepepet. Orang yang kepepet biasanya justru banyak akal.

Menurut saya tidak hanya faktor "bodoh" dan "kepepet" yang dapat membuat kita hijrah menjadi pengusaha. Jika anda berprofesi sebagai seorang Akuntan yang notabene jagoan soal hitung-menghitung dan analisa, dan anda tidak sedang kepepet, bukan berarti harus menjadi "bodoh" dulu supaya bisa hijrah menjadi pengusaha. Ada faktor yang lebih penting lagi adalah keberanian mengambil resiko. Adakalanya orang yang kepepet justru semakin takut mengambil resiko. Misalnya seorang karyawan yang terkena PHK kadang akan takut mencoba buka usaha sendiri. Takut modalnya yang tidak seberapa dari uang pesangon dibuat usaha ternyata rugi, modalnya amblas. Akhirnya lebih baik melamar pekerjaan baru, kirim lamaran ke sana ke mari dan memenuhi panggilan interview yang kadang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tidak jarang ada yang sampai frustasi karena dananya habis hanya untuk biaya fotocopy, kirim lamaran, ongkos perjalanan dan biaya hidup lainnya namun pekerjaan belum juga didapat.

Meminjam istilah Pak Ciputra "Mengubah Sampah Menjadi Emas". Kawasan Ancol yang dahulu terkenal dengan daerah jin membuang anak diubah menjadi "Disneyland"-nya Jakarta. Pak Ci yang juga adalah seorang Insinyur pasti tidak bodoh soal hidung menghitung, dan apakah Pak Ci pada waktu itu sedang kepepet. Saya rasa tidak ! Akan tetapi lebih pada keberanian beliau mengambil resiko.

Saya memulai usaha sendiri pada awal tahun 2004 bisa dikatakan dari nol (tidak punya pengalaman sama sekali dalam bidang usaha yang saya geluti). Sebagai seorang Finance Manager tentunya juga sangat mengerti soal hitung menghitung, jadi dapat dikatakan tidak bodoh bahkan mungkin agak nyelimet soal hitung menghitung. Waktu itu saya juga tidak sangat kepepet (kalau mau jujur mungkin ada juga sedikit kepepet). Mungkin faktor utama waktu itu adalah keberanian mengambil resiko (nekat). Justru dengan modal nekat itu pula yang menjadikan saya sebagai seorang pengusaha, walau masih dalam skala kecil, yang penting kan tetap pengusaha (lebih tepat disebut pengusaha khusus hari Sabtu), karena hari Senin sampai dengan Jumat sudah 2 tahun kembali menjadi karyawan, sedangkan usaha saya tetap berjalan dan sudah dapat dijalankan oleh istri.

Beberapa hari yang lalu saya baru membaca di koran, bahwa kata krisis dalam bahasa Mandarin disebut Wui Ci yang berasal dari kata Wui Sien (bahaya) dan Ci Hue (kesempatan). Jadi kata krisis mengandung arti bahaya kesempatan. Menurut saya setiap kesempatan selalu mengandung bahaya (resiko), orang yang menghindar dari resiko sering mengsia-siakan kesempatan, kesempatan yang hilang itulah yang membuat kita mengalami krisis. Ingat "Opportunity Never Come Twice". Jadi cari peluang usaha yang mungkin dapat kita lakukan untuk menyongsong tahun 2009 dengan lebih optimis. Misalnya usaha jual baju kaos Partai Politik atau usaha sablon mungkin cukup menjanjikan.

Sabtu, 29 November 2008

Compress Time/Compress Waktu

Melanjuti tulisan saya sebelumnya mengenai "Menghayal Waktu Ada 25 Jam Dalam Sehari". Kali ini saya masih mencoba untuk menghayal ada tambahan waktu 1 jam dalam sehari. Andaikan waktu itu dapat ditabung, sehingga kita dapat mempergunakan pada saat kita sangat membutuhkan tambahan waktu. Misalnya kita ingin menghadiri suatu pertemuan penting, tetapi di jalan kita terjebak dalam kemacetan yang mengakibatkan kita hadir terlambat, supaya tidak terlambat kita keluarkan tabungan waktu kita, atau pada saat kita kurang cukup istirahat karena suatu keperluan yang mengharuskan kita tidur terlambat dari biasanya, kita keluarkan tabungan waktu kita untuk tidur.

Akan tetapi apakah mungkin hal ini dapat terjadi, karena seperti dalam tulisan saya sebelumnya bahwa waktu yang diberikan kepada setiap orang selalu sama yakni 24 jam dalam sehari. Untuk mendapatkan tambahan waktu 1 jam sehari kita perlu melakukan compress waktu. Tentunya para pembaca sudah tahu istilah komputer "compress file" atau "zip". Dimana suatu file yang isinya sangat besar dapat dilakukan zip menjadi hanya tinggal 20% saja sehingga jika disimpan ke dalam disk, tidak membutuhkan kapasitas terlalu besar. Di sini saya tidak bermaksud untuk melakukan compress waktu yang sehari ada 24 jam dijadikan 4 jam. Bisa anda bayangkan bagaimana jadinya jika dalam sehari hanya ada 4 jam saja, setiap orang akan bekerja secara terburu-buru, kita akan kekurangan tidur, kehidupan kita akan menjadi sangat kacau dan setiap orang menjadi stress/tertekan, karena tidak ada waktu untuk bersantai, mendengarkan musik, menonton sinetron dan hiburan lainnya.

Compress waktu yang saya maksudkan adalah compress waktu yang sesuai dengan kebutuhan kita, dan sisa compress waktu masih cukup untuk aktivitas kita secara normal. Misalnya sehari ada 24 jam dijadikan 22-23 jam, sehingga kita melakukan compress waktu cukup 5% saja.

Pertanyaan saya apakah dengan waktu 23 jam dalam sehari kita harus mengorbankan sesuatu ? Saya rasa tidak ! Kita tidak harus mengerjakan sesuatu secara tergesa-gesa hanya untuk mendapatkan tambahan waktu 1 jam dalam sehari. Hanya saja kita sering ingin mengambil jatah tambahan waktu namun kita tidak melakukan compress waktu, sehingga kita sering kekurang waktu.

Jadi bagaimana cara kita melakukan compress waktu. Kuncinya adalah konsentrasi pada suatu aktivitas yang sedang kita kerjakan, jangan sering melamun. Misalnya kita mengerjakan PR sambil menonton sinetron di televisi, sehingga PR yang seharusnya dikerjakan dalam 30 menit menjadi 2 jam, sering acara sinetron sudah habis, PR kita belum juga selesai dikerjakan. Mata kita tidak dapat diajak untuk bercabang. Acara menonton televisi dapat diganti dengan mendengarkan musik, karena pada saat kita mengerjakan PR, mata dan tangan yang bekerja, sedangkan telinga kita menganggur, maka mendengarkan musik sambil bekerja menurut saya tidak terlalu mengganggu.

Yang saya maksudkan compress waktu adalah melakukan penghematan waktu dengan konsentrasi pada masalah yang sedang kita kerjakan. Jangan membuang-buang waktu yang sia-sia. Masih ingat pribahasa "Time Is Money" (Waktu Adalah Uang). Jadi jika kita membuang-buang waktu sama saja kita membuang-buang uang. Saya tidak akan malu dibilang pemulung, andaikan waktu yang sudah saya buang hari-hari sebelumnya dapat saya pungut kembali.

Minggu, 09 November 2008

Menghayal Waktu Ada 25 Jam Dalam Sehari

Sudah lebih dari sebulan saya tidak menulis di blog ini. Saya sering merasa kurang cukup punya waktu untuk menulis, sehingga tertunda sehari demi sehari. Hari ini saya berusaha menyediakan sedikit waktu luang saya untuk menulis.

Pada saat liburan Lebaran akhir September sampai dengan awal Oktober yang lalu, kami sekeluarga pergi berlibur, setelah pulang berlibur pekerjaan yang harus dikerjakan rasanya tidak pernah habis. Rasanya setiap hari sering terjadi kekurangan waktu. Kadang-kadang saya berpikir alangkah enaknya kalau hari Sabtu dan Minggu ada tambahan jam menjadi 30 jam dalam satu hari penuh, atau paling tidak ada 25 jam, sehingga kelebihan 1 jam dalam sehari cukup untuk saya manfaatkan untuk menulis.

Kita semua diberikan waktu yang sama yakni 24 jam dalam sehari, apakah dia Presiden, Menteri, Pengusaha, Karyawan, Pembantu Rumah Tangga atau dia sebagai Pengangguran sekalipun tetap mendapatkan jatah waktu yang sama. Tidak ada waktu lebih yang diberikan kepada orang yang sibuk, tidak ada juga waktu yang dikurangi bagi seorang yang hidupnya santai.

Waktu yang ada selama 24 jam dalam sehari begitu berharga untuk disia-siakan. Saya mengutip dari seorang penulis, Jhon Wooden yang mengatakan "Belajarlah seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Hiduplah seolah-olah kamu akan mati besok." Maknanya adalah bahwa kita harus belajar terus menerus, jangan pikirkan ilmu yang kita dapat akan dipergunakan sampai kapan, karena kita belajar untuk hidup selamanya. Namun untuk mengerjakan sesuatu dalam hidup kita, kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kalau kita tahu bahwa kita akan mati besok, maka waktu 24 jam itu menjadi begitu singkat, sehingga kita tidak akan menyia-nyiakan waktu walau hanya beberapa detik.

Mungkin para penggemar balap mobil Formula 1 masih ingat akan seri terakhir GP Brasil pada tanggal 3 Nopember 2008 dini hari, dimana Felipe Massa dari Ferrari menjuarai GP Brasil tersebut, akan tetapi gagal menjadi juara dunia. Yang keluar sebagai juara dunia adalah Lewis Hamilton dari Mclaren yang finis pada posisi ke-5 pada GP Brasil, dengan hanya selisih satu point lebih banyak dari Felipe Massa. Pada saat Felipe Massa mencapai garis finis, Lewis Hamilton masih ada pada posisi ke-6, jika dia finis pada posisi ke-6, maka yang menjadi juara dunia adalah Felipe Massa, karena juara seri lebih banyak dari Lewis Hamilton. Beberapa detik menjelang garis finis, Lewis Hamilton berhasil memotong Timo Glock sehingga finis pada posisi ke-5 sekaligus tampil sebagai juara dunia Formula 1 termuda mengukir sejarah baru balap mobil Formula 1. Itulah detik-detik yang sangat berharga buat Lewis Hamilton.

Sebenarnya dalam kehidupan kita, setiap detik juga sama berharga, jika kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan menghabiskan waktu secara sia-sia karena waktu bagian paling penting dari kehidupan. Orang yang berani menyia-nyiakan waktu sekalipun hanya satu jam berarti dia belum bisa menemukan nilai kehidupan.

Waktu yang kita katakan berharga bukanlah harus dipergunakan untuk bekerja. Waktu yang kita pergunakan untuk bersantai, membaca buku bahkan untuk tidur juga sama berharganya dengan waktu yang kita gunakan untuk bekerja. Hanya saja bagaimana kita harus mengalokasikan porsi waktu untuk masing-masing aktivitas kita secara seimbang itulah yang terpenting. Manfaatkanlah waktu 24 jam sehari dengan sebaik-baiknya, jangan menghayal waktu akan ditambah menjadi 25 jam sehari seperti yang pernah ada dalam pikiran saya.

Kamis, 25 September 2008

Dike-i Ati Mrogoh Rampelo

Kemarin sore, seperti biasa saya pulang kantor bersama rekan sejawat saya Sdr. Redemptus. Dalam perjalanan pulang kami biasanya membahas berbagai hal. Salah satu topik pembicaraan kami kemarin adalah mengenai sifat dan kebiasaan manusia yang kadang kala suka lupa diri.

Manusia umumnya memang sering tidak pernah puas bahkan kadang-kadang lupa untuk bersyukur. Entah cerita awalnya seperti apa, sampai saya menyelipkan kata ungkapan "Dikasih Hati Minta Jantung". Saat itu juga rekan saya menterjemahkan dalam ungkapan yang sama dalam bahasa Jawa "Dike-i Ati Mrogoh Rampelo" (Dikasih Hati Minta Ampela). Saya tidak tahu mana yang lebih tepat dari kedua ungkapan itu yang sebenarnya mempunyai makna yang sama, yakni "NGELUNJAK". Mungkin di Jawa lebih banyak melihat ayam/unggas, sehingga "jantung" diganti menjadi "ampela". Kalau perumpamaan itu ada pada manusia atau sapi mungkin tidak cocok, karena manusia maupun sapi tidak mempunyai ampela, yang ada lambung.

Akan tetapi di sini saya tidak menjadikan "jantung" maupun "ampela" sebagai inspirasi dalam tulisan saya ini. Saya justru hanya ingin mengungkapan makna dari ungkapan di atas, yakni janganlah kita terlalu memaksakan kehendak atau ngelunjak.

Dikasih sinar matahari panas, kita mengomel, "gila hari ini panas banget". Sebenarnya kita mengomelin siapa ? Kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita telah menyalahi Tuhan yang menciptakan matahari buat kita. Dikasih hujan kita juga mengomel, "gila hujan terus bisa banjir lagi nich". Itulah sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dan bersyukur. Sinar matahari panas mungkin adalah berkah yang diberikan oleh Tuhan kepada ibu-ibu yang berdoa minta sinar matahari agar pakaiannya cepat kering, karena kehabisan pakaian untuk dipakai keesokan harinya, atau doa yang dipanjatkan oleh para jugaran ikan asin di daerah Cirebon dan Bagan Siapi-api. Hujan yang turun mungkin adalah doa yang dikabulkan oleh Tuhan kepada para pengojek payung atau petani yang sawah dan ladangnya dilanda kekeringan. Tuhan menciptakan musim panas dan musim hujan supaya kita bisa membuat perencanaan. Andaikan setiap hari musim pancaroba, mungkin kita akan sulit membuat perencanaan dan akan ada banyak orang yang jatuh sakit.

Dibalik bencana dan musibah selalu ada berkah di sisi lain. Pasien-pasien yang berobat di Rumah Sakit merupakan bagian yang tertimpa musibah, namun memberikan berkah bagi dokter, jururawat, apoteker dan segenap pekerja di Rumah Sakit. Jadi dokter yang berdoa supaya mendapatkan pasien yang banyak berarti juga berdoa untuk mendatangkan musibah buat orang lain. Apakah dokter tidak boleh berdoa ? Dokter yang baik juga berdoa bagi kesembuhan pasien setelah kita berobat kepadanya. Kita biasanya juga membaca tulisan di Apotik "Semoga Cepat Sembuh", bukankah berarti apoteker juga berdoa untuk kesembuhan pasien setelah kita menebus resep kepadanya ?

Dalam kehidupan kita sering kita mendapatkan sesuatu, justru mengharapkan yang lain atau yang lebih dari yang sudah kita dapatkan. Memang bagus untuk kita tidak cepat merasa puas, supaya kita dapat menggapai yang lebih baik lagi. Namun kita juga jangan lupa untuk bersyukur apa yang sudah kita dapatkan saat ini. Kalau orang kasih kita hati (berbaik hati) kita juga harus berbalas memberikan kasih (membalas budi). Ingat bahwa hati masih lebih baik daripada ampela, kata orang hati dapat menambah darah, sedangkan ampela malah menambah kolestrol dan asam urat, jadi Ojo Dike-i Ati Mrogoh Rampelo !!!

Kamis, 18 September 2008

Yesterday is History, Tomorrow is Mystery, Today is Present

Beberapa hari terakhir ini kita membaca berita di koran, di internet dan kita tonton di televisi banyak terjadi bencana alam angin topan, ada topan Gustav, topan Ike, topan Rita dan lain-lain. Dari namanya seperti nama pria ganteng dan wanita cantik, saya tidak tahu nama-nama itu diambil dari mana.

Kita juga sering membaca berita mengenai gejolak politik dunia, seperti di Thailand, Ukraina, Zymbague, Malaysia, Iran, Pakistan dan lain-lain.

Belakangan mengenai gejolak di bidang ekonomi dan yang paling menyita perhatian dunia adalah kebangkrutan lembaga keuangan nomor empat terbesar di Amerika, Lehman Brothers. Yang menurut pemberitaan memiliki hutang mencapai USD 613 milyar dan mengklaim mempunyai assets sebesar USD 639 milyar. Berarti assetsnya sama dengan 11 kali lebih besar dari cadangan devisa Indonesia yang berjumlah USD 57 milyar. Jika dijadikan Rupiah dengan kurs 9.400 saat ini, maka assets Lehman Brothers akan terdapat angka Rp. 6.006.600.000.000.000. Saya sendiri bingung menghitungnya, yang jelas digit kalkulator saya tidak muat. Kalau diteliti hitungannya adalah Rp. 6.006,6 triliyun. Jika dibagikan kepada rakyat Indonesia dalam bentuk BLT dengan asumsi seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 240 juta orang mengaku miskin semuanya. Maka setiap orang akan mendapat Rp. 25.027.500, atau lebih ekstrim lagi dibagikan kepada semua umat manusia di dunia yang mencapai 6.707.035.007 orang, maka setiap manusia di dunia ini akan memperoleh Rp. 895.567. Jadi masih lebih besar dari BLT yang dibagikan oleh pemerintah kepada rakyat miskin di Indonesia.

Orang mungkin tidak akan menyangka bahwa perusahaan raksasa seperti Lehman Brothers bisa bangkrut. Semua di dunia ini tidak ada yang pasti, yang pasti hanya dipegang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok.

Saya mengambil hikmat dari salah satu buku yang saya baca, saya lupa judul dan pengarangnya. Akan tetapi sangat menarik untuk diambil hikmahnya, dikatakan bahwa "Yesterday is History, Tomorrow is Mystery, Today is Present" (kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, hari ini adalah berkah/hadiah). Makanya saat ini dalam bahasa Inggris adalah present sama dengan hadiah dalam bahasa Inggris. Kata-kata ini juga terdapat dalam film Kungfu Panda, yang dikatakan oleh Master OeKoei (kura-kura) kepada Sifu. Dimana Master OeKoei percaya suatu saat si gendut Panda akan dapat menjadi Dragon Warrior dan dapat mengalahkan Tai Lung (macan tutul). Ternyata Master OeKoei benar, ini bukan ramalan tetapi Dewa kura-kura yang dapat melihat masa yang akan datang. Di zaman kita hidup saat ini sudah tidak ada lagi Dewa yang masih hidup, yang ada hanya peramal. Bahkan peramal tidak tahu bahwa Lehman Brothers akan bangkrut. Seandainya pemilik Lehman Brothers tahu persis apa yang akan terjadi sekarang ini, mungkin dia tidak akan membuat perusahaan menjadi sebesar itu atau mungkin dia memilih berdagang toko kelontong di Jerman.

Kita seharusnya melupakan hari kemarin yang sudah menjadi sejarah dan terus melangkah maju. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, maka berbuat baiklah saat ini. Apa yang kita terima saat ini merupakan berkah yang harus kita syukuri dan berbagilah kepada sesama.

Senin, 01 September 2008

Kisah Pencuri Kue

Beberapa hari yang lalu, saya mendengarkan radio Sonora untuk acana AMKM malam, ada satu selipan cerita mengenai kisah pencuri kue. Saya mencoba menceritakan kembali di sini. Ada seorang wanita yang sedang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang. Sesampai di Bandara, wanita itu membeli sebuah buku dan sekotak kue. Di ruang tunggu wanita itu mulai membaca buku yang baru saja dia beli. Dia meletakan barang bawaannya di kursi yang panjang di samping seorang pria. Sambil membaca buku sambil menikmati kue yang dibelinya sebelum masuk ke ruang tunggu. Pria yang duduk di sampingnya mengambil kue yang ada di dalam kotak yang terletak di tengah kursi panjang di antara mereka berdua. Wanita itu terheran-heran melihatnya. Dia berpikir dan berkata dalam hati "berani benar pria ini, tidak tahu malu dia". Setiap dia mengambil kue yang ada di kotak tadi, pria di sampingnya juga mengambilnya sambil senyum-senyum. Wanita tersebut menjadi agak jengkel dibuatnya. Sampai pada kue yang tersisa satu, pria tersebut membagikan menjadi dua bagian masih dengan wajah senyum-senyum kepada si wanita. Wanita tersebut berusaha menahan emosi. Tiba waktunya naik ke atas pesawat, wanita itu mengambil semua barang bawanya secara terburu-buru. Di atas pesawat dia mulai mengambil buku yang sudah hampir habis di bacanya di ruang tunggu tadi. Alangkah kagetnya dia mendapati kotak kuenya yang masih utuh di antara bawaannya. Dia baru sadar bahwa kue yang dia makan di ruang tunggu adalah dari kotak kue si pria tadi. Dia merasa malu sekali. Berarti pria tadi yang mau berbagi kue kepada si wanita, tanpa merasa jengkel dan emosi bahkan sambil memberikan senyuman. Cerita ini memberikan suatu pelajaran bahwa di dalam kehidupan kita sehari-hari, sering kita melihat segala sesuatu dari kacamata kita sendiri tanpa memperdulikan pandangan orang lain. Kita menganggap kitalah yang paling benar, orang lainlah yang salah. Kitalah yang mau mengerti orang, orang tidak mau mengerti kita. Kitalah yang sadar dan peduli orang lain, sedangkan orang lain tidak peduli kepada kita. Mulailah kita berkaca apakah kita sudah memperdulikan orang lain, sudah mengerti orang lain, apakah kita dapat berbuat sesuatu kebaikan kepada orang lain ?

Senin, 07 Juli 2008

Perlukah Perubahan ?

Seorang penjual ikan di pasar menggantungkan papan bertuliskan "Di Sini Jual Ikan Segar". Pembeli pertama datang lalu bertanya kepada penjual ikan ,"Mengapa Bapak menulis kata-kata di sini, bukankah orang sudah tahu, Bapak menjualnya memang di sini, bukan di sana". Setelah pembelinya pergi, penjual ikan berpikir, benar juga. Akhirnya dihapuslah kata-kata di sini, tinggal tulisan "Jual Ikan Segar".

Pembeli kedua datang dan bertanya lagi kepada penjual ikan, "Mengapa Bapak harus menulis kata segar, bukankah semua orang sudah tahu bahwa Bapak memang menjual ikan yang segar, bukan ikan yang busuk". Setelah pembelinya pergi, penjual ikan berpikir, benar juga. Akhirnya dihapuslah kata segar, tinggal tulisan "Jual Ikan".

Pembeli ketiga datang dan bertanya juga kepada penjual ikan, "Mengapa Bapak harus menulis kata jual, bukankah semua orang juga tahu Bapak memang menjual ikan, bukan sekedar memamerkan ikan-ikan ini". Setelah pembelinya pergi, penjual ikan berpikir, benar juga. Akhirnya dihapuslah kata jual, tinggal tulisan "Ikan".

Pembeli berikutnya juga menanyakan lagi kepada penjual ikan, "Mengapa Bapak harus menulis kata ikan, bukankah semua orang juga tahu bahwa yang Bapak jual ini adalah ikan, bukan daging ataupun sayur". Setelah pembelinya pergi, penjual ikan terpaksa menurunkan papan tulisan "Ikan".

Memang pusing kalau kita harus membuat perubahan atas setiap tuntutan maupun masukan setiap orang. Apakah ada yang salah dari tulisan penjual ikan tersebut sehingga harus melakukan perubahan setiap ada komentar dan masukan dari para pembeli ? Apakah memang perlu diadakan perubahan papan tulisan penjual ikan tersebut ?

Pesan moral di atas adalah agar kita berubah sesuai dengan hati nurani kita, yang menurut kita perlu berubah. Kita perlu mendengarkan masukan orang lain, tetapi kita juga perlu menyaring setiap masukan apakah membawa manfaat atas masukan orang tersebut. Kalau menurut kita tidak perlu berubah, karena hal-hal yang menurut kita tidaklah penting, maka untuk apa kita berubah.

Selasa, 01 Juli 2008

Extreme Log

Hari Minggu tanggal 29 Juni 2008, kami diajak orang tua bermain di Dunia Fantasi sebagai bagian dari liburan sekolah kami. Untuk berangkat ke lokasi Ancol dari rumah kami di Tangerang melalui perjalanan yang cukup melelahkan, kira-kira 3 jam sampai di Ancol. Setelah masuk menemui hambatan untuk parkir, keliling-keliling sekitar 30 menit.

Di dalam Dunia Fantasi semua wahana permainan penuh dengan manusia yang nggak tahu datang dari mana. Pada siang hari diumumkan bahwa pengunjung sudah mencapai 12.000 orang. Perkiraan kami sampai dengan sore bisa mencapai 20.000 pengunjung. Dengan tiket masuk Rp.100.000 per orang berarti omzet per hari itu adalah Rp. 2 milyar, itu baru dari tiket saja. Perputaran uang di dalam untuk makanan, minuman, sovenir dll mungkin lebih besar dari harga tiket masuk. Saya langsung membayangkan berapa perputaran uang di Taman Jaya Ancol selama liburan sekolah, mungkin bisa mencapai ratusan milyar rupiah atau bahkan triliunan rupiah karena di dalam kawasan Ancol juga terdapat hotel, restoran mewah dll. Sungguh ektrim jika dibandingkan dengan daerah tertinggal lainnya, yang perputaran uang dalam satu tahun hanya beberapa puluh juta saja.

Untuk main suatu wahana tertentu perlu kesabaran yang luar biasa, semuanya harus antri yang cukup panjang. Terakhir kami mencoba antri untuk wahana Extreme Log, kami antri sekitar 90 menit baru mendapat giliran. Setiap kali masuk ke dalam untuk nonton film 4 dimensi yang hanya sekitar 6 menit, berarti kami menunggu giliran yang ke-15 sejak mulai antri. Dengan hitungan matematis, dalam 10 jam operasi berarti sekitar 5.000 orang manusia masuk ke wahana itu dalam satu hari. Sangat ektrim jika dibandingkan suatu desa terpencil yang dilalui oleh manusia kurang dari 100 orang dalam satu tahun.

Manusia umumnya memang menyukai yang ektrim, seperti halnya wahana Extreme Log, sudah tahu itu menakutkan tapi justru disenangi walaupun harus antri berjam-jam. Adik saya Elsen memang awalnya takut untuk masuk, tetapi terpaksa masuk juga. Pada saat filmnya diputar, kursinya mulai goyang kiri-kanan dan naik turun, dia memejamkan mata dan pegang tangan papiku erat-erat, tetapi penasaran juga dan mencoba membuka mata sedikit, ehhh ternyata mulut buaya menganga seakan-akan kita masuk ke mulut buaya. Kalau kita lihat ke kursi kita memang nggak ada apa-apa, itu hanya efek dari 4 dimensinya saja.

Di dalam kehidupan kita sehari-hari juga demikian, kita selalu menyenangi yang ektrim atau yang lebih dari biasa. Kita melihat suatu restoran yang ramai dikunjungi orang, kita akan beranggapan makanannya enak, itu yang mendorong kita untuk ikut antri untuk mencoba makanan di restoran itu. Kita akan penasaran kalau belum mencobanya.

Untuk memulai suatu usaha, perlu menciptakan image sejak hari pertama buka. Misalnya kita akan buka toko, usahakan toko harus dikunjungi oleh banyak orang pada hari pertama. Undanglah sanak saudara, teman untuk datang ke toko kita. Juallah barang-barang semurah mungkin untuk menciptakan image toko kita murah, jangan berpikir untung pada hari pertama buka toko, bila perlu jual harga modal atau jual rugi untuk beberapa jenis barang yang sering orang membandingkan harga. Hari-hari berikutnya naikin harga secara perlahan, jangan drastis.

Rabu, 14 Mei 2008

Menjadi Pemeran Utama atau Pemeran Pembantu

Kita sering terbuai dengan cerita film, sinetron, drama panggung seakan-akan semua yang dilakoni oleh tokoh-tokoh di dalam cerita itu seperti kisah nyata dari tokoh yang melakoninya. Kecuali film-film kartun yang kadang tidak bisa dicerna dengan akal orang dewasa, namun anak-anak menikmatinya dan tidak jarang mereka seakan-akan mengidolakan tokoh-tokoh tertentu dan membuat kehidupan nyatanya menjadi seperti tokoh idolanya itu.

Banyak cerita mengambil inspirasi dari kehidupan nyata yang dilihat oleh kita sehari-hari. Sebaliknya dalam kehidupan nyata sebenarnya kita juga seakan-akan sedang bermain film dalam suatu sandiwara cuma kita kadang tidak menyadarinya.

Perbedaannya di dalam suatu cerita film atau sandiwara kita diarahkan harus menjadi tokoh seperti apa sesuai dengan tuntutan skenario. Sedangkan di dalam kehidupan nyata kitalah yang mengatur jalan ceritanya, kitalah yang menentukan tokohnya. Kita bisa menjadi tokoh yang jahat, kita juga bisa menjadi tokoh yang baik, tergantung kita sendiri mau jadi tokoh apa. Sekarang pilihan ada pada kita, apakah anda mau menjadi pemeran utama atau mau jadi pemeran pembantu ?

Minggu, 11 Mei 2008

Sapi, Elang dan Kalkun

Ada sebuah cerita yang saya dengar dari radio bahwa dahulu burung elang dan burung kalkun sebenarnya adalah sahabat. Suatu hari kedua burung ini terbang bersama, tiba-tiba burung kalkun merasa lapar. Burung kalkun berkata "hei Lang, gua lapar bangat nich, kita turun ke bawah yuk !". Elang menjawab "ide yang bagus Kun, gua juga lapar". Maka merekapun perlahan terbang dan turunlah ke tanah.

Mereka masuk ke kandang sapi yang sedang makan. Sapipun menyapanya dengan ramah, "hei burung elang dan burung kalkun, apakah kalian lapar, ini makan saja jagung ini, rasanya manis sekali". Burung elang dan burung kalkun terheran-heran, koq sapi mau berbagi makanan dengan mereka. Burung kalkunpun bertanya kepada sapi sambil memakan jagung yang ditawarkan oleh sapi, "Pi apakah kamu setiap hari mendapatkan makanan secara cuma-cuma tanpa harus bekerja". Si sapipun menjawab, "ya, tentu saja, majikan saya ini punya kebun sendiri, saya selalu mendapatkan makanan setiap hari tanpa harus bekerja." Enak benar pikir burung elang dan burung kalkun.

Tiba-tiba burung kalkun punya akal, dia pun bicarakan kepada elang, "Lang gimana kalau kita tinggal di sini saja, itu masih ada tempat buat kita dipojok sana, kita bisa buat sarang di sana." Elang hampir tergiur untuk mengikuti ajakan burung kalkun, tapi elang masih punya pendirian lain, "ngak ah Kun, gua ngak mau." Tapi burung kalkun tetap ingin menikmati kehidupan barunya di bawah seperti sapi yang mendapatkan makanan cuma-cuma setiap hari. Burung elang terbang pergi sendiri. Jadilah burung kalkun setiap hari menikmati makanan cuma-cuma dari majikan sapi.

Suatu hari burung kalkun mendengarkan pembicaraan majikan sapi kepada istiri dan anak-anaknya, "tahun ini thanksgiving day kita akan mendapatkan hidangan istimewa yaitu burung kalkun". Burung kalkun terkejut mendengarnya, dia memutuskan untuk terbang mencari temannya si burung elang, tapi apa daya karena tubuhnya sangat gemuk dan berat karena makan setiap hari tanpa bekerja dan terbang, dia mencoba dan mencoba tetapi tidak kuasa untuk terbang melewati pagar kandang sapi yang cukup tinggi. Alhasil burung kalkun harus meratapi nasibnya yang malang pada hari thanksgiving day".

Cerita ini dapat kita petik hikmahnya bahwa kita jangan sekali-kali menerima tawaran yang menggiurkan hanya untuk kenikmatan kita sesaat tanpa berpikir panjang, karena kadang kala justru dapat merampas kemerdekaan kita.

Kamis, 10 April 2008

Adam Air

Adam Air ditutup dan izin rutenya dicabut Departemen Perhubungan tgl 09/04/2008. Ini adalah hukum karma yang diterimanya karena Adam Air sering mempermainkan karyawan. Teman saya pernah bekerja di Adam Air mengatakan bahwa kontrak kerja bisa seenaknya dirubah oleh manajemen. Misalnya di dalam kontrak ditulis gaji per bulan adalah Rp. 10jt, pada saat penggajian diberikan hanya separuhnya dengan alasan tidak memenuhi harapan manajemen, inikan gila manajemen kelas kaki lima, ngakunya maskapai penerbangan besar tapi manajemen masih amburadul. Naik pesawat Adam Air berarti kita sedang mempertaruhkan nyawa kita. Bagaimana bisa aman, pesawatnya saja kurang maintenance, pilot-pilot juga kurang berpengalaman yang penting gaji murah atau dimurahkan menurut isi perutnya manajemen.