Edbert Fernando & James Riady

Edbert Fernando & James Riady
Edo's Graduation from UPH College

Kamis, 24 Maret 2011

Mendengar, Menganalisa, Mengambil Keputusan

Beberapa hari yang lalu, saya mendengarkan di Radio PasFM dalam acara business wisdoms yang dibawakan oleh Bpk Tanadi Santoso. Ada hal yang sangat menarik yang dapat saya kutip untuk dijadikan tulisan. Beliau memang seorang motivator favorit saya, tulisan-tulisannya mengenai business wisdoms selalu saya ikuti dan saya baca.

Beliau mengajukan suatu pertanyaan yang saya jawab dalam hati, ternyata jawaban saya salah besar. Pertanyaannya adalah "Mana yang lebih banyak di dunia ini, orang yang mati karena dibunuh atau mati karena bunuh diri ?" Sebelum anda membaca tulisan saya selanjutnya, coba anda menebak jawaban atas pertanyaan tersebut ! Apa jawaban anda ? Mari kita cocokan dengan jawaban Bpk Tanadi Santoso yang menurutnya berdasarkan data.

Ternyata di dunia ini lebih banyak orang yang mati karena bunuh diri dari pada mati karena dibunuh. Kalau jawaban anda benar, nah sekarang pertanyaan selanjutnya berapa perbandingannya ? Anda jangan kaget mendengar jawabannya ! Menurut beliau bahwa perbandingannya adalah 20 : 1, maksudnya di dunia ini ada 20 kali lipat lebih banyak orang yang mati karena bunuh diri dari pada yang mati karena dibunuh. Sangat fantastis bukan ? Namun memang demikianlah kenyataannya kalau berdasarkan data adakalanya memang berbeda jauh dengan apa yang kita kira sebelumnya.

Orang yang mati karena bunuh diri umumnya jarang diberitakan, adakalanya memang sengaja ditutup-tutupi oleh pihak keluarga. Akan tetapi orang yang mati karena dibunuh biasanya banyak diberitakan di media cetak, televisi, radio, internet dan lain-lain. Sehingga kita lebih sering mendengar orang mati karena dibunuh dibandingkan dengan orang mati karena bunuh diri.

Pertanyaan yang hampir serupa adalah "Ada berapa persen kecelakaan pesawat terbang di dunia ini ?" Mungkin anda juga bisa mencoba menebak jawabannya ! Pertanyaan ini saya ajukan kepada teman saya. Jawaban dari teman saya secara spontan dan cepat, katanya 30%, bagaimana menurut anda ? Maklum, pantas saja istrinya tidak memperbolehkan teman saya ini untuk naik pesawat terbang.

Di dunia ini hampir setiap jam bahkan dalam hitungan menit saja ada banyak pesawat terbang yang landing dengan selamat, akan tetapi tidak diberitakan. Namun jika terjadi kecelakaan pesawat terbang atau ada pesawat yang jatuh di manapun di dunia ini pasti mendapat perhatian dan diliput oleh media di mana-mana. Jadi kembali ke pertanyaan ada berapa persen kecelakaan pesawat terbang di dunia ini ? Tentunya jawaban yang benar adalah 0,000 sekian persen dengan kata lain satu di antara ribuan pesawat terbang yang mendarat dengan selamat setiap hari, itupun tidak setiap hari terjadi kecelakaan pesawat. Andaikata pun setiap hari terjadi kecelakaan pesawat terbang di dunia ini (Tuhan, kami mohon jangan sampai itu terjadi), tetap saja jawaban teman saya yang bilang 30% adalah salah besar. Kalau sampai kecelakaan pesawat terbang di dunia ini sebesar 30%, jangankan teman saya yang tidak diperbolehkan istrinya naik pesawat terbang, kita semua mungkin juga tidak berani naik pesawat terbang, karena harus mempertaruhkan 30% nyawa kita.

Nah di dalam dunia bisnis, andaikata kita hanya berdasarkan pembicaraan orang kebanyakan sehingga kita mengambil suatu kesimpulan dengan asumsi-asumsi berdasarkan yang kita dengar saja tanpa kita melakukan pengkajian dan analisa mendalam untuk mendapatkan data yang lebih akurat, adakalanya kesimpulan yang kita buat jauh dari fakta sesungguhnya. Kesimpulan yang salah akan mempengaruhi keputusan yang salah juga.

Untuk mengambil suatu keputusan penting dalam kehidupan kita sehari-hari, kita memang perlu banyak mendengar, mendapatkan masukan-masukan dari orang lain. Namun mendengar saja tidak cukup, selain mendengar kita perlu menganalisa apakah semua yang kita dengar sudah sesuai dengan fakta sesungguhnya dan yang terbaik untuk pengambilan keputusan kita saat ini serta mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan di masa yang akan datang.