Tulisan ini terinspirasi oleh salah seorang rekan kerja saya pada saat makan siang kemarin. Rekan saya, Sdr. Redemptus mengatakan "bahwa orang yang bodoh akan kalah dengan orang yang pintar, orang yang pintar masih kalah dengan orang yang kaya, orang yang kaya masih kalah dengan orang yang beruntung, sedangkan orang yang beruntung masih kalah dengan orang yang diterima."
Jika kita benar-benar memahami dan mencermati kalimat di atas, maka ada benarnya juga. Kalau orang bodoh umumnya memang sering kalah dengan orang yang pintar, walau tidak semuanya karena faktor kaya, beruntung dan diterima tadi. Sedangkan orang yang pintar akan tetapi tidak kaya, sering juga kalah dengan orang yang kaya, karena orang kaya walau tidak pintar dapat membayar orang yang pintar sehingga seakan-akan orang kaya yang tidak pintar menjadi pintar dan selangkah lebih maju dari orang pintar yang tidak kaya. Namun adakalanya orang yang tidak pintar, tidak juga kaya bisa juga menjadi pemenang karena faktor keberuntungan. Yang namanya keberuntungan tidak selalu datang terus-menerus, sehingga orang yang beruntung menjadi pemenang juga hanya sekali-sekali. Untuk itu perlu menjadi orang yang diterima.
Orang yang kaya ada dua jenis, yang pertama adalah orang kaya karena faktor orang tua yang sudah kaya dan diwariskan kepadanya sehingga menjadi orang kaya, sedangkan yang kedua adalah orang yang sebelumnya tidak kaya lalu berusaha keras sendiri, berhasil dan menjadi orang kaya. Jadi untuk menjadi kaya tidak sepenuhnya dapat kita lakukan, adakalanya faktor nasib dan keberuntungan yang menentukan. Nasib baik kita dilahirkan di keluarga yang kaya, atau usaha keras kita berhasil karena dewa keberuntungan berpihak kepada kita.
Untuk menjadi orang yang beruntung juga tidak dapat kita lakukan sendiri, tetapi lagi-lagi datangkan dari Tuhan. Kita hanya bisa berusaha, akan tetapi keberuntungan bukanlah kita yang mengaturnya.
Jadi apa yang bisa kita perbuat ? Kalau di suruh untuk memilih, di antara menjadi orang yang pintar, orang yang kaya, orang yang beruntung atau orang yang diterima, mana yang anda pilih ? Tentunya pilihannya hanya boleh satu. Jika anda memilih menjadi orang yang pintar berarti harus menjadi orang yang tidak kaya, tidak beruntung dan tidak diterima, jika anda memilih orang yang kaya berarti anda harus terima resiko menjadi orang yang tidak pintar, tidak beruntung dan tidak diterima.
Hidup ini sebenarnya memang dihadapkan pada pilihan-pilihan. Takdir Tuhan tidak dapat kita merubahnya, kita dilahirkan sebagai pria tidak dapat kita merubahnya. Akan tetapi kita dapat merubah nasib kita. Jika kita dilahirkan di keluarga yang tidak kaya, bukan berarti kita tidak bisa menjadi kaya, kalau kita berusaha keras, tidak pasrah pada nasib awal kita, suatu saat dewa keberuntungan berpihak kepada kita, mungkin kita pun bisa menjadi kaya.
Bagaimana dengan orang yang diterima, apa maksudnya ? Kita mungkin bisa menjadi kaya, sekali-sekali kita mendapatkan keberuntungan, akan tetapi apakah kita termasuk orang yang diterima. Lalu bagaimana untuk menjadi orang yang diterima ?
Sebentar lagi negara kita akan menghadapi Pemilu. Banyak sekali caleg dan capres, cawapres yang mulai berkampanye "menjual diri" masing-masing. Apa gunanya kampanye, supaya orang tahu siapa mereka, apa yang dijanjikan kalau dia terpilih nanti. Intinya para caleg, capres, cawapres ingin menjadi orang yang diterima. Mungkin para caleg, capres, cawapres termasuk kelompok orang yang pintar, mereka umumnya juga cukup kaya dan tentu saja cukup beruntung bisa terdaftar sebagai calon. Hanya saja apakah mereka sudah cukup berbuat untuk negara dan bangsa ini untuk supaya diterima oleh masyarakat yang jauh lebih luas yakni mayoritas masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Jadi untuk menjadi orang yang diterima itu tidaklah gampang. Akan tetapi untuk menjadi orang yang diterima tidak tergantung kepada takdir dan nasib, namun kepada usaha kita masing-masing. Untuk menjadi orang yang diterima, tentu kita harus memiliki daya tarik tersendiri, berwibawa, santun, toleransi dan segala sifat baik menurut penilaian orang lain bukan penilaian kita sendiri. Tentukan ciri-ciri ini ada pada capres dan partai yang mana, ayo ?
Semoga anda menjadi orang yang pintar, gigih dan berjuang keras menjadi orang yang kaya, berdoalah kepada yang Maha Kuasa untuk mendapatkan keberuntungan. Yang terakhir tentunya semoga anda menjadi orang yang diterima disisi-NYA.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar