Edbert Fernando & James Riady

Edbert Fernando & James Riady
Edo's Graduation from UPH College

Senin, 16 Februari 2009

Berdamai Dengan Waktu

Setiap hari kita selalu merasa waktu mengejar-ngejar kita kalau kita yang mendahuluinya. Sedangkan pada saat kita ditinggal oleh sang waktu kita juga berusaha mengejar-ngejar dia. Dari kita bangun tidur di pagi hari, kita menghendaki waktu menunggu kita dalam mempersiapkan diri kita menuju ke suatu tempat, akan tetapi waktu terus menerus berdetak tanpa memperdulikan kita.

Andai saja waktu itu berhenti berdetak, maka segala sesuatu di dunia ini akan tampak abadi. Segala sesuatu akan diam termasuk manusianya. Jadi antara makhluk hidup dan benda mati tidak ada bedanya. Untuk itu waktu harus berdetak, walau kita diam.

Sebuah legenda kuno menceritakan tentang seorang malaikat di langit yang melakukan ritual pengorbanan pada Pencipta Alam Semesta. Pemujaannya sangat menyentuh Sang Pencipta, sehingga Ia mengatakan malaikat itu boleh meminta satu permintaan. Malaikat itu meminta keabadian. Sang Pencipta tampak bingung. Ia mengatakan bahwa ini adalah satu hal yang tidak bisa dikabulkan-Nya. "Semua hal", kata-Nya, "akan tertelan oleh waktu, bahkan ide-ide manusia tentang Tuhan dan Penciptaannya."

Mungkin kita sering mendengar orang mengatakan "nanti saya coba atur waktunya". Padahal apakah waktu itu bersedia untuk kita atur-atur. Waktu adalah tuan yang paling susah diatur. Kita berlari waktu tetap dengan santai sesuai dengan iramanya berdetak, pada saat kita diam, waktu tidak mau diam tetapi tetap saja berdetak dengan tenang. Namun pada saat kita fokus dan berkonsentrasi pada tugas bukan pada waktu, maka tugas itu akan selesai tepat pada waktunya atau bahkan lebih cepat dari yang kita bayangkan. Pada saat kita fokus pada tugas, seakan-akan waktu berhenti berdetak dan menatap kita.

Kita tidak sadar, sebenarnya kita selalu ditemani oleh sang waktu. Dia berada di mana-mana, dia sudah ada sejak kita belum ada, dia juga tetap ada walau kita sudah tiada. Kita sering ingin menguasai dan mengatur sang waktu, namun pada kenyataannya kita justru sering dikuasai dan diatur oleh sang waktu.

Waktu 1 jam akan berbeda bagi orang yang berbeda. Bagi orang yang sedang menunggu, waktu 1 jam akan terasa sangat lama, orang yang sedang mengejar waktu, 1 jam akan terasa sangat cepat.

Manajemen waktu sebenarnya bukanlah tentang mengatur waktu, akan tetapi tentang mengatur diri kita untuk menyesuaikan dengan sang waktu. Berlindunglah dalam waktu, berhentilah mengaturnya, berdamailah dengannya. Berdamai dengan waktu berarti berdamai dengan diri kita sendiri. Jika waktu kita sudah habis, dengan uang berapapun kita tidak dapat membeli waktu walau hanya sekejab. Bagi kita sendiri, waktu itu baru ada kalau kita ada, waktu itu dikatakan habis kalau kita sudah tiada. Jadi manfaatkanlah waktu kita dengan sebaik-baiknya sebelum waktu kita habis dan berhenti menemani kita.

Tidak ada komentar: